BALIGE KEREN -- Sejumlah elemen masyarakat di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) mendukung penuh apa yang dicetuskan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) agar tidak menjadikan isu suku, ras dan agama (SARA) sebagai materi kampanye.
Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Tobasa, Shofhan Nasution, mengatakan, apa yang telah dibuat oleh Bawaslu harus diikuti oleh siapapun, khususnya mereka yang terlibat dalam kontestasi Pilkada.
"Iya benar, Bawaslu harus kita ikuti. Siapa pun yang terlibat dalam pilkada/pilgub harus kita hindari politisasi SARA. Sudah selayaknyalah kita yang terlibat adu program," ujar Shofhan Nasution, Selasa (20/2/2018).
Dia mengatakan, sejatinya dalam pengenalan diri calon yang akan dipilih nanti di Pilkada, isu yang dilemparkan ke publik adalah program-program terobosan untuk memajukan wilayah yang akan dipimpinnya.
"Bukan suku, ras atau agama yang dibahas, namun adalah rencana kerja, itu yang penting, " sebutnya.
Hal serupa juga disampaikan Ketua DPC Ikatan Pemuda Karya (IPK) Tobasa, Carles Sitohang. Ia sangat mendukung diterbitkannya kebijakan penghindaran isu SARA dalam kampanye memenangkan calon di pemilihan kepala daerah, khususnya nanti di Pilgubsu/Wagubsu.
"Jangan karena pemilihan hubungan antar keluarga terputus atau terpecah belah. Hendaknya tetap tercipta kedamaian karena kita masih ada kaitan keluarga," terangnya.
Ia mengimbau para pemuda jangan mau diprovokasi untuk berbuat anarkis dan dan menghindari politisasi SARA. (sumber)
Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Tobasa, Shofhan Nasution, mengatakan, apa yang telah dibuat oleh Bawaslu harus diikuti oleh siapapun, khususnya mereka yang terlibat dalam kontestasi Pilkada.
"Iya benar, Bawaslu harus kita ikuti. Siapa pun yang terlibat dalam pilkada/pilgub harus kita hindari politisasi SARA. Sudah selayaknyalah kita yang terlibat adu program," ujar Shofhan Nasution, Selasa (20/2/2018).
Dia mengatakan, sejatinya dalam pengenalan diri calon yang akan dipilih nanti di Pilkada, isu yang dilemparkan ke publik adalah program-program terobosan untuk memajukan wilayah yang akan dipimpinnya.
"Bukan suku, ras atau agama yang dibahas, namun adalah rencana kerja, itu yang penting, " sebutnya.
Hal serupa juga disampaikan Ketua DPC Ikatan Pemuda Karya (IPK) Tobasa, Carles Sitohang. Ia sangat mendukung diterbitkannya kebijakan penghindaran isu SARA dalam kampanye memenangkan calon di pemilihan kepala daerah, khususnya nanti di Pilgubsu/Wagubsu.
"Jangan karena pemilihan hubungan antar keluarga terputus atau terpecah belah. Hendaknya tetap tercipta kedamaian karena kita masih ada kaitan keluarga," terangnya.
Ia mengimbau para pemuda jangan mau diprovokasi untuk berbuat anarkis dan dan menghindari politisasi SARA. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar