ilustrasi |
"Kita ubah butiran andaliman menjadi bubuk, melalui berbagai proses produksi dan terakhir dikemas dalam botol dengan ukuran per botol dengan berat 1 gram," ujar Kadis Koperindag Marsarasi Simanjuntak, Kamis (25/1/2018) di Balige.
Dia mengatakan produk ini merupakan hasil kerja dari pelaku usaha mikro binaan Koperindag Tobasa yang terletak di Kecamatan Laguboti. Ia juga mengatakan kalau pembuatan produk baru ini masi tahap permulaan dan perkenalan.
"Kalau melihat jumlah permintaan yang masuk dari berbagai daerah atau kota pasti sangat menjanjikan. Jumlah pesanan yang diterima sudah hitungan ratusan botol dengan harga per botol Rp 35 ribu," katanya.
Ia yang didampingi Sekretaris Dinas Koperindag Manuntun Sagala menerangkan awal mula memproduksi bubuk andaliman atas rekomendasi dari Balai Industri Bogor yang telah melakukan penelitian dan menyatakan layak untuk diproduksi dan dikembangkan.
"Kalau untuk izin lainnya kita upayakan nanti hingga penggunaan hak paten, sekarang sudah dimulai dan akan dikembangkan," terangnya seraya mengakui bahwa produk baru bubuk andaliman itu tidak dengan bahan pengawet.
Seperti diketahui, andaliman adalah salah satu bumbu masak khas Batak dan bahan baku hanya dapat ditemui di wilayah Tapanuli, khususnya di Toba Samosir. Bumbu masak ini seperti merica. Biasanya digunakan untuk jenis makanan mie maupun ikan arsik ataupun daging. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar