Situasi politik Yaman kembali memanas setelah Trio Aidarus Al-Zubaidi, Abdulrahman Al-Mahrami, dan Faraj Al-Bahsani menerbitkan pernyataan bersama yang menimbulkan kontroversi.
Pernyataan trio ini melibatkan Brigjen Tariq Saleh, yang hingga kini tetap diam dan tidak mempublikasikan sikapnya terhadap isu tersebut.
Ketidakaktifan Tariq Saleh menimbulkan spekulasi: apakah ia menjaga jarak politik atau menunggu momen strategis untuk mengambil keputusan publik.
Banyak pengamat menilai strategi Tariq ini adalah cara untuk mempertahankan fleksibilitas negosiasi di tengah gejolak politik Yaman.
Sementara itu, posisi Presiden Rashad Al-Alimi dan PLC semakin terpengaruh oleh peran UEA yang disebut telah memfasilitasi keinginan Rashad untuk keluar dari Yaman.
Dukungan UEA menjadi faktor penting, karena memengaruhi peluang Rashad untuk mengatur ulang komposisi PLC, termasuk evaluasi empat anggota yang kontroversial.
Keempat anggota PLC yang menjadi sorotan adalah Aidarus Al-Zubaidi, Abdulrahman Al-Mahrami, Faraj Al-Bahsani, dan satu figur lainnya yang memiliki pengaruh politik signifikan di wilayah selatan Yaman.
Banyak pengamat menilai keempatnya perlu dievaluasi karena potensi konflik internal dengan pemerintah pusat dan tekanan dari kelompok milisi lokal.
Peluang Rashad Al-Alimi untuk mengganti keempat anggota PLC cukup terbuka jika didukung UEA, namun keputusan ini tidak lepas dari risiko politik dan keamanan.
Salah satu risiko mempertahankan keempat anggota adalah fragmentasi politik di tubuh PLC, yang bisa menurunkan efektivitas pemerintah pusat dalam mengatur wilayah selatan.
Risiko lain adalah kerentanan terhadap pengaruh eksternal, terutama dari UEA dan Arab Saudi, yang bisa memanfaatkan ketegangan internal untuk kepentingan geopolitik mereka.
Selain itu, pertahanan keempat anggota yang kuat di wilayah masing-masing meningkatkan potensi bentrokan bersenjata jika terjadi konflik kepentingan.
Jika keempat anggota dikeluarkan dari PLC, Rashad akan memperoleh kendali lebih besar atas kebijakan dan arah pemerintahannya.
Namun, keputusan ini juga menimbulkan risiko besar karena keempat anggota memiliki basis militer kuat, termasuk pasukan loyalis yang siap menghadapi tekanan politik.
Salah satu kekhawatiran utama adalah munculnya pemerintahan tandingan yang bisa dibentuk oleh mereka jika merasa terancam atau dikeluarkan secara paksa.
Kemampuan keempat anggota mendirikan pemerintahan tandingan akan sangat bergantung pada dukungan milisi lokal dan hubungan mereka dengan kelompok seperti STC.
Dalam konteks ini, peran Tariq Saleh menjadi sangat penting, karena dia memiliki pasukan loyalis dan bisa menjadi penentu keseimbangan antara pemerintah pusat dan kelompok lokal.
Diamnya Tariq Saleh saat ini bisa dianggap sebagai strategi untuk menjaga posisi tawar, sambil memantau langkah Rashad dan respons trio pemberontak.
Dalam beberapa jam atau hari ke depan, keputusan terkait evaluasi PLC akan menjadi momen krusial bagi stabilitas politik Yaman dan hubungan dengan aktor eksternal seperti UEA.
Situasi ini menunjukkan bahwa Yaman saat ini berada di persimpangan krisis politik, di mana setiap keputusan bisa mengubah arah pemerintahan, keseimbangan militer, dan masa depan negosiasi politik di wilayah selatan.
Baca selanjutnya












Tidak ada komentar:
Posting Komentar