Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menilai perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak pada 27 Juni 2018 akan mendongrak pertumbuhan ekonomi daerah.
Namun, sumbangan ke perekonomian dari Pilkada Serentak belum terlalu besar dibandingkan kontribusi dari Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan diselenggarakan pada April 2019 mendatang.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan, hal ini lantaran Pilpres tidak hanya diikuti oleh para calon presiden saja, namun turut memilih jajaran anggota dewan legislatif, seperti anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
"Jadi dampak ekonominya besar dari Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pilpres, bukan Pilkada-nya. Pilkada ada (dampak ke perekonomian daerah), tetapi tidak terlalu besar," ujar Bambang di kantornya, Selasa (9/1).
Bambang bilang, perhelatan Pilpres 2019 akan mengerek pertumbuhan ekonomi dari indikator konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT). Ia mengestimasi, pertumbuhan indikator LNPRT bisa di kisaran 15-20 persen dari Pilpres 2019.
"Saya ingat kalau tahun pemilihan, konsumsi LNPRT bisa sampai 15-20 persen. Kalau hanya Pilkada, mungkin 5-10 persen paling tinggi," terang mantan Menteri Keuangan itu.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpandangan, perhelatan Pilkada tahun ini akan memberi dampak positif pertumbuhan ekonomi. Mulai dari konsumsi pemerintah, konsumsi rumah tangga, hingga mendorong investasi.
Khusus untuk investasi, ia melihat, Pilkada tak serta merta membuat investor menahan diri mengalirkan suntikan modalnya. Sebab, pemerintah berusaha menyelenggarakan Pilkada dengan tertib, sehingga iklim politik hingga ekonomi tetap dijaga kondusif.
“Downside risk mengenai ketidakpastian diharapkan akan hilang karena Presiden menjamin dalam situasi siklus politik seperti ini, seluruh jajaran pemerintahan akan bekerja fokus menjalankan program-program pembangunan pemerintah,” kata akhir tahun kemarin.
Pada tahun ini, pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi di angka 5,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Angka ini lebih tinggi dari target dalam APBN Perubahan 2017 sebesar 5,2 persen. Kendati begitu, ekonomi Tanah Air baru tumbuh di angka 5,06 persen sampai kuartal III 2017 lalu. (sumber)
Namun, sumbangan ke perekonomian dari Pilkada Serentak belum terlalu besar dibandingkan kontribusi dari Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan diselenggarakan pada April 2019 mendatang.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan, hal ini lantaran Pilpres tidak hanya diikuti oleh para calon presiden saja, namun turut memilih jajaran anggota dewan legislatif, seperti anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
"Jadi dampak ekonominya besar dari Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pilpres, bukan Pilkada-nya. Pilkada ada (dampak ke perekonomian daerah), tetapi tidak terlalu besar," ujar Bambang di kantornya, Selasa (9/1).
Bambang bilang, perhelatan Pilpres 2019 akan mengerek pertumbuhan ekonomi dari indikator konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT). Ia mengestimasi, pertumbuhan indikator LNPRT bisa di kisaran 15-20 persen dari Pilpres 2019.
"Saya ingat kalau tahun pemilihan, konsumsi LNPRT bisa sampai 15-20 persen. Kalau hanya Pilkada, mungkin 5-10 persen paling tinggi," terang mantan Menteri Keuangan itu.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpandangan, perhelatan Pilkada tahun ini akan memberi dampak positif pertumbuhan ekonomi. Mulai dari konsumsi pemerintah, konsumsi rumah tangga, hingga mendorong investasi.
Khusus untuk investasi, ia melihat, Pilkada tak serta merta membuat investor menahan diri mengalirkan suntikan modalnya. Sebab, pemerintah berusaha menyelenggarakan Pilkada dengan tertib, sehingga iklim politik hingga ekonomi tetap dijaga kondusif.
“Downside risk mengenai ketidakpastian diharapkan akan hilang karena Presiden menjamin dalam situasi siklus politik seperti ini, seluruh jajaran pemerintahan akan bekerja fokus menjalankan program-program pembangunan pemerintah,” kata akhir tahun kemarin.
Pada tahun ini, pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi di angka 5,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Angka ini lebih tinggi dari target dalam APBN Perubahan 2017 sebesar 5,2 persen. Kendati begitu, ekonomi Tanah Air baru tumbuh di angka 5,06 persen sampai kuartal III 2017 lalu. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar